Si pria yang karena sudah terbiasa menggunakan lift, hanya diam dan mendengarkan si wanita panik. Mungkin karena tidak tega melihat si wanita semakin panik, lalu dia menekan tombol angka 1 pada dinding lift, dan kemudian lift berjalan menuju lantai satu. Dengan malu-malu si wanita meminta maaf kepada petugas lift melalui alat bicara tadi karena dia belum menekan tombol lantai yang dituju, sehingga lift belum berjalan. Dari situ si wanita dan si pria mulai dekat. Lalu pada suatu ketika, saat mereka sedang berjalan bersama, mereka membicarakan saat pertama kali mereka bertemu. Dan si wanita berkata bahwa jika waktu bisa di ulang, dia berharap bahwa mereka bertemu di tempat yang indah, bukan di dalam lift dan sedang malu karena kebingungan tidak bisa menjalankan lift. Si laki-laki dengan tenang dan senyum kecil berkata bahwa dia pernah membaca sebuah buku, yang didalamnya terdapat sebuah cerita yang hampir sama dengan cerita mereka. Dia juga berkata bahwa saat si wanita menyinggung saat pertama kali mereka bertemu, si laki-laki dalam cerita di buku tersebut kemudian mengajak si wanita ke kebun bunga, dan kemudian mulai memperkenalkan dirinya lagi, seperti awal mereka bertemu, dan di kebun bunga itulah dia berkata bahwa disinilah tempat kita pertama kali bertemu. Dan akhirnya si laki-laki mengajak si wanita ke tempat yang penuh dengan bunga. Dan karena saat itu sudah tengah malam, akhirnya si laki-laki mengajak ke satu-satunya tempat yang penuh dengan bunga yaitu di pasar bunga tengah malam. Dan dia juga berkata seperti apa yang dikatakan lelaki di dalam buku:
"Disinilah pertama kali kita bertemu"Yang bisa saya ambil dari cerita ini adalah, ubahlah kenyataan buruk dalam hidup kita, lalu perbaiki sehingga menjadi lebih indah dan lebih bermakna.
